Sabtu, 25 Januari 2025

PUISI RINDU: SEPI DALAM KENANGAN



     Puisi berjudul “Rindu” merupakan karya puisi perdana dari Gaia. Puisi “Rindu” tersebut merupakan perwujudan emosional sang penulis yang mendalam serta kerinduan yang menggebu terhadap seseorang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Puisi ini hadir dengan mengangkat tema penyesalan, kehilangan dan kerinduan atas cinta yang tak dapat dipintanya yang berhasil disampaikan dengan puitis dan menyentuh hati. Pemilihan gaya bahasa/majas metafora dan personifikasi puisi “Rindu” sangat khas sehingga puisi tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan berhasil menambah keindahan kalimat puisi.


     Pemilihan unsur diksi dalam puisi “Rindu” ini sangat tepat sehingga menjadi mampu mewakili suatu makna dan dengan kiasannya dapat menambah kesan estetis. Penggunaan diksi “membara” seolah-olah rindu menjadi hidup dan meluap-luap. Diksi “Gelap gulita” mewakili suasana yang sunyi dan sepi. Ditambah lagi “bunga yang sedang mekar-mekarnya” seperti keindahan bunga yang sedang bermekaran/cinta yang sedang berada pada puncaknya. 


     Pada sebagian besar puisi, terdapat citraan di dalamnya sebagai gambaran suasana kepada pembaca. Pada karya puisi ini penulis menambahkan citraan penglihatan pada kalimat "Indahnya senja yang memudar di cakrawala” yang bermaksud menggambarkan keindahan senja yang mulai memudar di langit. Penulis juga menambahkan citraan pendengaran pada kalimat “Udara begitu sunyi, hening terasa” yang bermaksud suasana terasa hening dan sunyi mewakili rasa kesepian dan kehilangan. Berbagai macam citraan tersebut turut memperkuat kesan tema penyesalan, kehilangan, dan kerinduan dari puisi “Rindu” tersebut. 


      Penggunaan gaya bahasa/majas juga diterapkan pada puisi ini. Pilihan majas pada puisi ini kebanyakan menggunakan majas metafora dan personifikasi. Penulis menggunakan majas personifikasi pada kalimat "Gelap gulita malam merayap di udara" guna memberikan kesan suasana malam yang gelap. Majas metafora juga ada pada kalimat "Indahnya bak bunga yang sedang mekar-mekarnya” berarti rasa cinta yang indahnya bagaikan bunga yang sedang mekar-mekarnya


     Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa puisi “Rindu” karya Gaia tersebut adalah perwujudan emosional penulis tentang penyesalan, kehilangan, dan kerinduan. Puisi tersebut juga tersusun atas unsur diksi, citraan dan majas yang saling melengkapi dan penuh makna. Pemilihan unsur yang pas berhasil menciptakan suasana mewakili perasaan sang penulis dan dapat tersampaikan baik kepada pembaca. Dari puisi “Rindu” mengingatkan kita akan pentingnya menghargai momen kebersamaan dengan orang terkasih sebelum waktu memi

sahkan. 

PUISI RINDU: SEPI DALAM KENANGAN

      Puisi berjudul “Rindu” merupakan karya puisi perdana dari Gaia. Puisi “Rindu” tersebut merupakan perwujudan emosional sang penulis yan...